Berbagai jenis tarian tradisional di Indonesia memiliki keunikan masing-masing. Keunikan tersebut dapat berupa gerakan, kostum, properti, alur cerita, serta sejarah terciptanya suatu tarian. Salah satunya adalah Tari Topeng, sebuah tarian asli Indonesia yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari Topeng adalah tarian daerah dengan ciri utama penari yang mengenakan topeng. Masing-masing topeng yang digunakan oleh para penari mempunyai karakter yang berbeda dan semakin menambah keunikan warisan budaya ini. Penari topeng disebut sebagai Dalang karena setiap penari memerankan tokoh yang berbeda-beda. Tarian ini dapat dipentaskan oleh seorang penari maupun dalam jumlah banyak atau kelompok. Sejarah Tari TopengMakna dan FilosofiPementasan Tari Topeng1. Pagelaran Komunal2. Pagelaran Individual3. Pagelaran BabaranganStruktur PenyajianJenis Tari Topeng1. Topeng Panji2. Tompeng Samba3. Topeng Rumyang4. Topeng Tumenggung5. Topeng KelanaGaya Tari Topeng Cirebon1. Cipunegara2. Celeng3. Gegesik4. Palimanan5. Brebes6. BeberPerlengkapan Tari TopengAlat Musik PengiringLagu Pengiring Tari TopengKeunikan Tari Topeng Tarian topeng telah ada sejak abad ke 10 Masehi. Tari topeng berkembang pada abad ke 10 Masehi hingga 16 Masehi pada masa pemerintahan Prabu Panji Dewa atau Prabu Amiluhur. Prabu Panji Dewa adalah Raja Jenggala di Jawa Timur. Kemudian seiring berjalannya waktu, tarian ini tersebar ke beberapa daerah di Jawa Barat, salah satunya adalah Cirebon. Saat tarian masuk ke Cirebon, tarian ini berbaur dengan kesenian lokal sehingga menciptakan tarian yang khas. Tari topeng memiliki makna, filosofi, dan simbol tertentu, seperti percintaan, kepeimpinan, serta kebijaksanaan. Dalam pementasaannya, hal-hal tersebut akan disampaikan kepada penonton agar dimengerti dan dapat memetik pelajaran dari tarian ini. Bahkan menurut cerita yang beredar di masyarakat, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga pernah menggunakan tarian ini sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam serta sebagai tari hiburan di lingkungan keraton. Tari topeng juga menjadi dasar terbentuknya tarian lain yang lebih spesifik, seperti tari Tari Topeng Panji, Tari Topeng Samba, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Tumenggung dan Tari Topeng Kelana. Sedangkan jumlah topeng yang digunakan disebut Panca Wanda karena berjumlah 5 topeng. Makna dan Filosofi Pada awalnya, gelaran tari topeng hanya dilakukan di lingkungan keraton. Akan tetapi seringin berkembangnya waktu, tarian ini juga digelar di masyarakat sebagai sarana hiburan. Selanjutnya tari topeng juga difungsikan sebagai media penyeabran agama Islam. Oleh sebab itu tarian ini dikemas menjadi pertunjukkan yang bermuatan filosofis dan lebih berwatak atau wanda. Pengemasan tari topeng tersebut bertujuan untuk menggambarkan ketaqwaan dalam beragama serta sebagai contoh sifat dan perilaku manusia, antara lain Makrifat Insan Kamil adalah tingkatan tertinggi manusia dalam beragama serta telah sesuai dengan syariat adalah penggambaran manusia berilmu sehingga telah memahami tentang hak seorang hamba dan sang adalah gambaran manusia yang telah hidup serta menjalan agama dalam berperilaku adalah gambaran manusia yang memasuki atau mengenal ajaran Islam. Tidak hanya unsur-unsur hiburan, kesenian tari topeng juga memiliki pesan-pesan tertentu. Beberapa diantaranya diartikan dalam bentuk simbolik, dimana perlu pengertian agar mampu menerjemahkannya dan menerapkan dalam aspek kehidupan. Oleh karena itu, tarian topeng juga dianggap memilki nilai pendidikan, meliputi kepribadian, cinta, angkara murka dan penggambaran hidup manusia dari lahir hingga dewasa. Pementasan Tari Topeng Pada zaman dahulu, pagelaran tarian topeng diadakan ditempat terbuka berbentuk setengah lingkaran. Pementasan tersebut umumnya bertempat di halaman rumah dengan penerangan menggunakan obor. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, saat ini pementasan tari topeng dilakukan di dalam Gedung dengan hiasan lampu penerangan. Tujuan dari pentas tarian topong dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 1. Pagelaran Komunal Pagelaran ini diselenggarakan untuk seluruh elemen masyarakat. Dapat dikatakan dalam pementasan komunal, semua masyarakat turut berpartisipasi. Acara ini dirangkai sedemikian rupa dan spektakuler dengan adanya arak-arakan dalang serta atraksi yang memeriahkan acara. Umumnya pagelaran tari topeng komunal diselengggarakan lebih dari satu malam. Contohnya adalah hajatan desa, ngunjung atau ziarah kubur dan ngarot kasinom atau aca kepemudaan. 2. Pagelaran Individual Acara ini merupakan gelaran secara perseorangan atau individu. Biasanya diadakan sebagai hiburan pernikahan, khitan, khaulan, serta hajat ketika nazar terpenuhi. Pementasan tarian topeng secara individu umumnya digelar di halam rumah. 3. Pagelaran Babarangan Pagelaran tari topeng babarengan adalah pementasan dengan mengelilingi kampung yang dilatarbelakangi inisiatif dalang topeng sendiri. Biasanya pementasan ini dilakukan saat sebuah desa tengah panen atau perkotaan yang sedang merayakan peringatan tertentu. Sedangkan bila dilakukan sebelum panen, umumnya dipentaskan saat desa mengalami kekeringan dan sepi penduduk. Struktur Penyajian Tari topeng Cirebon dulunya dipentaskan ditempat terbuka dan membentuk setengah lingkaran. Acara tersebut digelar di halaman rumah, panggung atau bale, tenda atau blandongan. Dalam acara tarian ini ada dua struktur pertunjukkan yang digunakan, antara lain Topeng Alit Struktur tari topeng alit adalah acara sederhana, meliputi jumlah penari yang sedikit, dalang, pelatanan, kru dan penyajian. Biasanya topeng alit dipentaskan oleh 5 sampai 7 orang penari. Karena keterbatasan penari, maka gelarannya bersifat multi peran, sehingg seluruh wiyaga atau penabuh gamelan serta dalan ikut dalam alur cerita. Topeng Gede Tari topeng gede adalah penyempurnaan struktur tarian topeng alit. Pada kategori ini memuat lima babak yang dilengkapi lakon dan jantuk atau nasihat di akhir acara. Musik pengiring tarian sangat lengkap sehingga mampu mengiringi pementasan secara sempurna. Jenis Tari Topeng Biasanya pementasan tarian topeng terdapat 5 peran yang diperankan dengan topeng-topeng yang berbeda. Masing-masing tipeng memiliki karakter dan gambaran tersendiri, meliputi bentuk dan warnanya. Berikut ini adalah 5 jenis topeng dalam tarian ini, yaitu 1. Topeng Panji Topeng panji adalah gambaran seorang dalam kondisi suci dan baru terlahir ke dunia. Gerakan peran topeng panjing sangat lembut dan halus. Penggunaan topeng ini memilki makna gabungan antara hakiki diam dan hakiki gerak. 2. Tompeng Samba Topeng ini menggambarkan seseorang yang memasuki fase anak-anak. Karena mewakili anak-anak, maka gerakan tokoh topeng ini sangat lincah dan lucu seperti perilaku anak anak. 3. Topeng Rumyang Seperti topeng-topeng sebelumnya, topeng rumyang juga memilki filosofi tersendiri. Topeng ini adalah gambara seseorang yang memasuki usia remaja. Penari yang mengenakan topeng jenis ini akan membawakan gerakan yang mengandung pesan jika setiap manusia hendaknya berbuat kebaikan. 4. Topeng Tumenggung Topeng tumenggung menggambarkan seseoran dengan sifat tegas serta mempunyai budi pekerti luhur. Karakter topeng ini memberi pesan seseorang yang penuh karakteristik serta memiliki kepribadian dengan loyalitas tinggi. 5. Topeng Kelana Pada pementasan tari topeng kelana menggambarkan seseorang yang mempunyai sifat angkara murka. Penari yang menggunakan topeng ini memerankan tokoh jahat. Meski menonjolkan peran jahat, akan tetapi dapat memberikan pelajaran bawah manusia harus berusaha agar mendapat kehidupan dan kebahagian melalui jalan yang baik. Gaya Tari Topeng Cirebon Gaya tarian topeng berbeda dengan jenis topeng. Jenis topeng dibagi menjadi 5 jenis yang disebut Panca Wanda atau lima rupa, seperti Tari Topeng Kelana, Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Samba dan Tari Topeng Panji dimana masing-masing mewakli watak manusia. Sedangkan untuk gaya tari topeng muncul dari desa-desa yang melahirkan gaya baru yang secara adat diakui dan berbeda dengan gaya lainnya. Perbedaan ini diakibatkan penyesuaian selera penikmat dengan nilai estetik gerakan tari diatas panggung. Berikut ini adalah beberapa jenis gaya tari topeng, antara lain 1. Cipunegara Gaya cipunegara tersebar di perbatasa Indramayu, mulaui dari Pegaden hingga bantara sunga cipunegara. Gaya ini juga dikenal sebagai tari topeng menor karena dimainkan oleh penari yang cantikdan bersuara merdu. Selain itu juga disebut sebagai tari topeng jati karena salah pusatnya berada di desa Jati, Cipunegara, Subang. Keunikan dari gaya ini adalah penggunaan bahasa Sunda dan bukan bahasa Cirebon. 2. Celeng Gaya ini mewakili tarian topeng yang berasal dari dusun Celeng, Loh Bener, Indramayu. Gaya celeng pertama kali dikenalkan oleh Ki Kartam yang merupakan dalang dari Majakerta. Meski memiliki keunikan tersendiri, namun secara umum gaya ini cenderung sama dengan gaya tari topeng lain. Misalnya lagu dan musik pengiring yang mirip gaya gegesik dan slangit, serta gerakan hamper mirip gaya pekandangan. 3. Gegesik Sesuai namanya, gaya tari topeng ini tersebar di sekitar Gegesik, Cirebon. Ciri khas gaya ini terletak pada raut karakter topengnya, terutama topeng panji yang berwarna putih dengan raut tenang, mata sipit merunduk tajam, hidung mancung dan senyum terkulum. Gaya ini mulai jelas muncul pada tahun 1980 sampai 2000-an. Pada tahun-tahun tersebut, tari topeng dipentaskan dengan dangdut sehingga disebut Topeng รขโฌโ Dangdut. 4. Palimanan Tari gaya ini tersebar di daerah Palimanan, Cirebon. Tabuhan gamelan atau tetaluan pada setiap babak tari ini berbeda dengan gaya lainnya. Tetaluan gaya ini cenderung mirip dengan gaya gegesik, sedangkan gerakannya mirip gaya losari. Tabuh gamelan tersebut antara lain Kembang Sungsang untuk babak Panji, Gaya-Gaya untuk babak Samba, Malang Totog untuk babak Tumenggung, Bendrong untuk babak Jingga Anom dan Klana Udeng, Gonjing untuk babak Klana serta Kembang Kapas untuk babak Rumyang. 5. Brebes Berdasarkan Babad Tanah Losari, tarian ini mulai muncul sejak pindahnya Pangeran Angkawijaya dari Kesultanan Cirebon ke Losari, Brebes untuk menghindari konflik internal serta keluar dari kehidupan mewah keraton. Sesampainya di daerah baru, pangeran mengembangkan bakat seninya sehingga tercupta tari topeng brebes. Tarian ini mempunyai ciri khas pada alur cerita serta pengaruh kebudayaan Jawa. 6. Beber Gaya ini muncul sejak abad ke-17 Masehi di desa Beber, Ligung, Majalengka, Jawa Barat. Menurut ahli dalang, tarian ini pertama kali dibawa ke desa Beber oleh seniman yang berasal dari Gegesik, Cirebon. Babak yang terdapat dalam gaya tari ini seperti Panji, Samba, Tumenggung, Jinggananom, Klana dan Rumyang. Gaya beber biasanya dipentaskan malam hari dengan topeng rumyang muncul ketika matahari hamper terbit. Selain gaya tari topeng Cirebon yang telah disebutkan diatas, masih ada beberapa gaya lain seperti gaya Cibereng, Gujeg, Kalianyar, Kreyo, Losarang, Pekandangan, Randegan, Slangit dan lain sebagainya. Perlengkapan Tari Topeng Tidak hanya topeng yang menjadi perlengkapan tarian ini, namun ada beberapa perlengkapan lainnya. Misalnya kostum penari berlengan panjang dan dasi dengan peniti ukon. Ukon adalah mata uang zaman dulu. Selain itu, penari juga menggunakan ikat pinggang yang dilengkapi keris, badong, gelang serta kain batik. Ada pula properti lain, yaitu kain sampur atau selendang, kaos kaki putih setinggi lutut, serta mongkron yang terbuat dari batik lokoan. Pada bagian bawahan, penari topeng mengenakan celana dibawah lutut, serta yang utama adalah penggunaan topeng yang terbuah dari kayu. Penari menggunakan topeng dengan cara menggigit pada bantalan karet yang ada di bagian dalamnya. Sedangkan kepala penari ditutupi dengan penutup bernama sobra yang dilengkapi dengan dua sumping dan jamangan. Khusus penari yang mementaskan topeng tumenggung, maka ada tambahan properti yakni tutup kepala kain ikat serta peci dan kacamata. Alat Musik Pengiring Tari topeng diiringi oleh banyak alat musik yang saling mengisi. Suara-suara yang dihasilkan saling berpadu secara harmonis mengiringi penari dan membawa penonton dalam suasana pentas. Beberapa alat musik pengiring tarian topeng adalah 1 Pangkon Saron1 Pangkon Bonang3 Gong yaitu Kiwul, Sabet, Telon1 Pangkon Titil1 Pangkon KenongSeperangkat Alat Kecrek1 Pangkon Jengglong1 Pangkon Ketuk2 Buah Kemanak1 Pangkon KlenangSeperangkat Kendang, meliputi Ketiping, Kepyang, dan Gendung Lagu Pengiring Tari Topeng Untuk mengiringi pementasan tarian topeng, tidak hanya menggunakan alat musik, melainkan juga menggunakan iringan lagu. Tentunya hal ini menjadi keunikan tari topeng dibanding tarian daerah lainnya. Terdapat banyak lagu yang sering digunakan untuk mengiri pementasan, antara lain Kembangsungsang untuk Topeng PanjiKembangkapas untuk Topeng SambaRumyang untuk Topeng RumyangTumenggung untuk Topeng TumenggungGonjing untuk Topeng Kelana Keunikan Tari Topeng Tarian topeng adalah tari tradisional asli Cirebon, Jawa Barat. Tarian ini memiliki keunikan yaitu adanya 5 jenis topeng yang mewakili watak manusia berbeda, seperti topeng panjing, topeng samba, topeng rumyang, topeng tumenggung dan topeng kelana. Penari yang mengenakan topeng satu dan yang lain mempunyai karakter berbeda dan jalan cerita tersendiri. Pementasan tari topeng merupakan sarana hiburan sekaligus sarana menyampaikan pesan moral kepada masyarakat luas. Pesan tersebut disalurkan melalui topeng dengan simbol-simbol tertentu. Misalnya ajakan untuk hidup dalam kebenanara, mempernayak dzikir dan beristighfar.
4 Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. 5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Gerakan Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan
Bentuk pertunjukkan topeng di Bali terlampau kaya dan berbagai, cak semau joget, teater, sampai performance atau gabungan dari ketiganya. Keikhlasan topeng di Bali diperkiraan mutakadim ada sejak tahun prasejarah. Pembayangan rajah menyerupai topeng plong permukaan badan nekara Wulan Pejeng yang koni dilimpan di Pura Penataran Sasih, Pejeng, Gianyar boleh dijadikan tolak ukur semula munculnya pagar adat masker Bali. Tradisi topeng plong tadinya berkaitan dengan aktivitas keagamaan yang ditujukkan misal pelengkap sarana upacara, belaka seterusnya berkembang menjadi sarana aktivitas seni, bai seni pertunjukkan ataupun seni ruba. Di Bali varietas seni topeng terdiri dari tiga golongan, antara lain topeng Pengampu yakni topeng Pengampu merupakan masker yang dikeramatkan, kedok Bebali sebagai tari masker pengantar ritual adat, dan tari topeng Bali-balihan beurra sebuah pertunjukkan tari masker yang sekuler alias cak bagi hiburan semata. Kerumahtanggaan pertunjukkan dramatari topeng di Bali suka-suka dua tulang beragangan, ialah kedok Pajegan dan topeng Panca. Tari topeng Pajegan termasuk dalam kategori topeng Wali kancah beliau berfungsi lakukan alat angkut upacara religiositas, dibawakan oleh seorang penandak yang memborong semua peran yang ada di n domestik kisah. Pengenalan pajegan mengacu kepada kegiatan pedesaan publik Bali agraris nan kimi diartikan sebagai memborong. Cerita berkembang dengan sepenuhnya lewat satu bani adam anak ningrat. Tema-tema narasi yang dibawakan berpunca berpokok babad, cerita semi sejarah, dengan puncak pertunjukkan adalah penampilan Sidhakarya. Oleh karens itu, penari masker Pajegan haruslah seseorang yang n kepunyaan tingkat spiritual tinge karena anda mengemban tugas memberikan pencerahan kepada spektator akan halnya inti seremoni itu, tujuan upacara, dan apa risikonya apabila upacara tersebut tidak dilaksanakan. Seorang penayub kedok Pajegan adalah seorang ahli pidato yang piawai sekaligus memiliki kemampuan bercerita seperti seorang Dalang dalam pertunjukkan wayang jangat di Jawa. Pertunjukkan tari topeng Panca merupakan pengembangan berpunca tari masker Pajegan dengan penambahan anak tonsil menjadi lima orang. Tari topeng pajegan dan lima biasa dimainkan privat prosesi keimanan di hallaban penting Pundi-pundi, seremoni perkawinan, potongan gigi, hingga upacara ngaben. Tari topeng Prembon, adalah kombinasi dari tari topeng Panca, topeng Bondres, dan Arja, namun zarah pertunjukan topengnya tetap dominan. Merupakan seni pertunjukkan masker nan terbilang masih muda dan mengutamakan performa induk bala-tokoh kocak buat menyampaikan humor-humor yang segar. Prembon dari asal prolog per-imbuh-an, sesungguhnya merupakan sandiwara boneka tari yang diciptakan dengan mandu menggambungkan bermacam ragam unsur unsur tari Bali nan telah ada. Lake yang ditampilkan pada umumnya semenjak dari cerita babad dan taruk sejarah lainnya sebagai halnya halnya sandiwara boneka tari. Di distrik Gianyar, Prembon yang banyak memasukkan partikel-partikel Arja dan gambuh disebut dengan Tetantrian. Ada pula tulangtulangan kesenian lain dimana para pemainnya menggunakan topeng, sama dengan tari Sang Hyang Topeng Dedari, Wayang kerucil Wong tau Barong Dingkling, Rangda, Jauk, dan Barong Brutuk, namun di Bali kerangka-bentuk kesenian itu tidak termasuk ke dalam seni tari topeng Bali. Wayang Wong yang berangkat dari perigi epos Ramayana seluruh pamerannya mengenakan topeng. Barong Kedingkling yang biasanya hadir dalam trades ngelawang mempergunakan topeng tokoh-inisiator terdepan Ramayana. Beget pula Barong Brutuk yang disakralkan di desa Trunyan, Bangli, smeul pemainnya mengenakan topeng bernuansa terbelakang; garis wajah yang buntar, netra sipit, transmisi kelihatan, kontur yang kasar dan kaku bikin lebih memperlihatkan daya magis yang menyorotkan pecah topeng tersebut. Diduga seni topeng ini adalah peninggalan kebudayaan jaman pra Hindu-Bali. Wujud topeng Brutus ini memiliki paralelisme dengan topeng Hudog. Topeng Brutuk dipertunjukkan untuk penyembahan leluhur dan sesudah-sudahnya didedikasikan kepada karuhun. Dibawakan maka itu keropok pemuda, dimana sebelum membawakannya para perjaka ini harus melewati proses pensucian terlebih dahulu sepanjang empat puluh dua hari. -Jago Tarung Yogyakarta- Indonesian Mask Touching the hidden spirit- Direktorat Warisan dan Diplomasi BudayaMenurutSri Rochana Widyastutieningrum, dosen di Institut Seni Indonesia (ISI), dalam Sejarah Tari Gambyong: Dari Rakyat Menuju Istana, istilah Gambyong merupakan singkatan dari kata Gambirsawit dan Boyong, yaitu nama gending yang selalu digunakan untuk mengiringi Tayub. Namun, versi lain mengatakan berbeda.